3096 Hari
Natascha Kampusch
Gebieter, di hari kamu pergi aku menangis tersedu-sedu karena
kehilanganmu. Tigaribusembilanpuluhenam hari, aku menyadari bahwa kita belum pernah mencoba berdamai, saling merangkul,
duduk berdua bersama dan berakhir dengan mengabadikan momen. Di tahun pertama aku mendiami kamar kecil yang
lebih menyerupai kandang babi. Tak sehari pun aku lewatkan tanpa menangis
ketakutan, lalu kau datang membawakan sebilah kayu dan sekonyong-konyong kau
hadiahkan ke tubuhku. Aku kira hari itu aku akan mati.
Tigaribusembilanpuluhenam hari,
aku masih ingat. Di tahun kedua aku mendiami rumahmu, kau datang membawakan setumpuk pengharapan dari buku dan pensil
yang kau beli kemarin sore. Kau bilang setidaknya aku harus tahu kabar dunia.
Kau genggam tanganku, mengajariku menulis dan mengeja. Aku tahu di hari itu ada
sisi lain darimu, Gebieter. Walaupun
terkadang kau menghadiahiku bogem mentah di saat aku tidak berhasil mengeja
huruf dengan baik.
Gebieter, aku masih ingat. Saat kau memberikan uang beberapa Euro
untukku, lalu kau mengajakku jalan-jalan berkeliling Strasshof. Kau belikan aku baju, majalah,
komik, dan loli. Aku menikmati loli pemberianmu, mengingatkanku saat usiaku masih sepuluh tahun, saat aku
belum mengenalmu.
Tigaribusembilanpuluhenam hari,
malam itu, aku tertidur pulas. Tangan-tangan kasar menjelajahi tubuhku, merobek
paksa baju yang aku kenakan. Seketika aku berteriak dan mencoba melawan. Namun
tanganmu, Gebieter, Terlalu kuat. Aku
menangis memohon kepadamu untuk tidak melakukannya, namun aku terlalu lemah.
Semenjak hari itu kau sering datang ke kamarku, entah siang atau malam, kau tak
perduli.
23 Agustus 2006, aku pergi dari
rumah itu tanpa sepengetahuanmu, Gebieter.
Aku yakin kau pasti terkejut dan marah besar. Kau berkeliling kota mencariku,
aku sudah tak perduli. Namun, dada ini sesak dan seketika tangisku pecah saat
mendengar tubuhmu yang terguling kereta api. Di hari itu, di saat aku pergi
meninggalkanmu, kau putuskan untuk mati. Hubungan kita berakhir sudah.
Delapan belas tahun aku
mengenalmu, belum pernah seharipun kita lalui dengan baik.
Tapi entah mengapa, aku
kehilangan.
Terinspirasi dari kisah penculikan seorang gadis yang bernama Natascha Kampusch:
https://en.wikipedia.org/wiki/Natascha_Kampusch
0 komentar: