#FFRabu
"PATAH"
100 kata


PATAHAN SAYAP UNTUK ANAKKU



Wajah mati segan, hidup tak mau yang ia perlihatkan, benar-benar membuat hatiku pilu, tak ada lagi rona bahagia yang menyertainya.



Aku benar-benar tak menyangka, keputusanku untuk mematahkan sayapnya berujung penyesalan seperti ini.



Seandainya aku tak mencegahnya pergi ke london untuk mengejar cita-citanya menjadi model wanita.



Sungguh bagi ku tak apa jika harus terluka, menahan rasa sakit dan gagal menjadi seorang ayah dari pada melihat putra semata wayangnya menderita, menahan tekanan batin dan beban berat untuk menjadi lelaki seutuhnya.



Kini ia hanya seorang penghuni jeruji rumah sakit jiwa, sayap yang dulu terbentang indah kini patah, menjadi puing sampah yang sulit untuk aku perbaiki.

0 komentar:



#FFRABU

AKU SAYANG DIA,TAPI...

Tangan kekarnya memelukku, bertubi-tubi ciuman yang ia hadiahkan kepadaku.
Aku benar-benar menyukai pria kuat itu, usia 40 tahun tidak nampak padanya dan itu yang membuat aku terpikat padanya, aku menyukai dia sejak pandangan pertama, walaupun sedikit terlambat namun tak apa bagiku.

Sayang aku mencintaimu, dan aku tidak ingin jauh dari mu” bisikan pria itu benar-benar membuat aku terbawa ke dunia fantasi.

Namun hati ini sedikit gelisah takut-takut suamiku nanti pulang dari perjalanan dinas dan terkejut melihat ayahnya bermain gila dengan istri yang paling di sayanginya.

Yah.. Ini hanya masalah waktu,seandainya saja  aku tidak menikah dengan anaknya.

2 komentar:


Prompt #91
MALAIKAT KECILKU, ADNAN
Jam yang melekat pada dashboard mobil menunjukkan pukul 18.11 pm,perjalanan masih sangat jauh dan rasa kantuk yang melanda tidak menjadi penghalangku untuk menginjak pedal  gas.
Di dalam perjalanan  aku di temani dia, malaikat kecilku,sesekali aku menoleh ke arah Adnan yang yang sedang tertidur pulas,tepat di sebelahku, wajah tanpa dosanya, benar-benar mengingatkanku pada istriku,Lia.
Perjalanan kurang lebih tiga jam telah kami tempuh,aku parkirkan mobil jeep berwarna orange kesayanganku, yang diapit oleh dua pohon nyiur.
Sejauh mata memandang hanya terlihat hamparan laut dan  pasir putih nan lembut yang terbentang indah di jagad ini.
“ayah, apa kita sudah sampai?”suara lembut Adnan membuyarkanku dari lamunan
“itu laut yah?!!” tanya Adnan terkejut
“Loh, bukannya ayah janji mau ajak Adnan berlibur ke rumah kakek?, kok malah ke pantai sih yah? Adnan itu pengen banget ke makam ibu,Adnan sudah kangenn sekali sama ibu, ke pantainya besok-besok aja yah.” Segudang pertanyaan yang Adnan lontarkan tak satupun aku jawab aku pun hanya tersenyum pilu menahan tangis.
“iya nak, temani ayah jalan-jalan sebentar ya! Baru nanti kita ke rumah kakek.”
***
Aku genggam tangan mungil Adnan, putra semata wayangku, buah cintaku dengan lia, aku benar-benar mencintai dia, sama besarnya  dengan cintaku terhadap lia.
“ayah, kenapa kita ke pantai malam-malam begini? Sepi yah! Ngk asik”protes Adnan kepadaku, akupun hanya tersenyum.
Tangan kiriku merogoh kantong celana, aku ambil sapu tangan.
Sejenak aku hentikan langkah Adnan, aku berlutut di hadapannya, aku peluk dia erat-erat segera aku lepaskan pelukan itu.
Sambil menagis aku berkata “ini semua ayah lakukan demimu Adnan, ayah tidak ingin meniggalkanmu sendiri”
Aku menagis sejadi-jadinya, seraya aku bungkam mulut malaikat kecilku dengan sapu tangan, tak berapa lama dia pingsan, aku gendong dia,kuciumi ia berkali kali,ini semua aku lakukan karna kerapuhanku tidak bisa hidup tanpa almarhummah istriku.
kami berjalan melawan derasnya ombak, berjalan dan berjalan hingga raga kami di telan oleh laut.

0 komentar:



FLASH FICTION
#prompt90

WALAU HANYA RAGANYA

Jari jemariku menjelajah, menikmati setiap lekukan indah wajahnya. Hidung bangirnya sungguh membuat aku terpesona, kupeluk dia erat-erat sungguh aku tidak mau dia pergi dari pandanganku.

Sudah bertahun-tahun aku menikmati kedekatan ini, setiap detik aku nikmati bersamanya. Hampir setip menit aku ciumi dia, semakin hari semakin rasa cintaku ini bertambah kepadanya.

Aku benar-benar mencintai dia, istriku.

Namun selama itu juga, tidak ada lagi tawa yang terlukis indah di wajahnya, tidak ada lagi sepatah katapun yang keluar dari bibir tipisnya, tidak ada lagi pelukkan hangat yang aku damba-dambakan.

“aku mencintaimu Sarah, walaupun hanya ragamu yang bisa aku dekap selalu” aku berbisik padanya

Aku dekap tubuh kaku itu, tumpah air mataku membasahi pipi pucat wanita yang paling aku cintai.
Betapapun aku masih tidak rela kehilangan nyawanya.

Dia adalah sosok wanita yang aku damba selalu, namun mengapa ia pergi terlalu cepat?
Mengapa ia menyerah dengan penyakit ganasnya?
Semakin sering aku bertanya, semakin sesak dada ini.

Tak akan pernah ada yang bisa menggantikan sosok sempurna Sarah
Takkan pernah ada.
Takkan pernah ada.

0 komentar:



Flash fiction
AKHIRNYA DIA PERGI


Aku peluk wanita itu erat-erat, tumpah air mataku membasahi bahunya. Benar-benar aku tidak ingin wanita yang paling aku sayangi pergi dengan pria lain.

“ enyah kau dari hadapanku!!”  Bentak wanita itu tanpa ragu, seraya kedua telapak tangannya mendorong pundakku sekuat tenaga.

“tolong jangan pergi!” terisak-isak aku di buatnya

“hey!! Asalkan kamu tau aku sudah benar-benar muak dengan kehidupan sial ini!, terlebih kamu, semenjak ada kamu segala kesialan ini di mulai dan segala kebahagiaanku menghilang! Rumah di sita, usaha bangkrut, dan parahnya lelaki sial itu mati meniggalkan hutang!!” teriak wanita itu, dan wanita itu pun tunggang langgang pergi dengan membawa koper ukuran besar.

Dan semakin menjadi aku menagis.

ia pergi meninggalkan aku, ia pergi tanpa menghiraukan aku, ia pergi tanpa memperdulikan dengan siapa aku akan hidup, ia pergi tanpa mengingat bahwa aku hanya seorang anak kecil yang benar-benar tidak dapat hidup tanpa kasih sayang darinya. Ibu ...

0 komentar:

Recent Posts