FLASH FICTION
#prompt90

WALAU HANYA RAGANYA

Jari jemariku menjelajah, menikmati setiap lekukan indah wajahnya. Hidung bangirnya sungguh membuat aku terpesona, kupeluk dia erat-erat sungguh aku tidak mau dia pergi dari pandanganku.

Sudah bertahun-tahun aku menikmati kedekatan ini, setiap detik aku nikmati bersamanya. Hampir setip menit aku ciumi dia, semakin hari semakin rasa cintaku ini bertambah kepadanya.

Aku benar-benar mencintai dia, istriku.

Namun selama itu juga, tidak ada lagi tawa yang terlukis indah di wajahnya, tidak ada lagi sepatah katapun yang keluar dari bibir tipisnya, tidak ada lagi pelukkan hangat yang aku damba-dambakan.

“aku mencintaimu Sarah, walaupun hanya ragamu yang bisa aku dekap selalu” aku berbisik padanya

Aku dekap tubuh kaku itu, tumpah air mataku membasahi pipi pucat wanita yang paling aku cintai.
Betapapun aku masih tidak rela kehilangan nyawanya.

Dia adalah sosok wanita yang aku damba selalu, namun mengapa ia pergi terlalu cepat?
Mengapa ia menyerah dengan penyakit ganasnya?
Semakin sering aku bertanya, semakin sesak dada ini.

Tak akan pernah ada yang bisa menggantikan sosok sempurna Sarah
Takkan pernah ada.
Takkan pernah ada.

0 komentar:

Recent Posts